Akuanakpintar/Semarang: _Dengan semangat dan tekad yang kuat kita bisa menjadi seorang pembisnis yang bisa
terkenal.Tidak mustahil semua akan kita dapatkan sperti impian kita, seperti
yang di alami Truong Perempuan asal Vietnam yang sudah menjadi jutawan dengan
bisnisnya.
"Ketika
saya mengerjakan sesuatu yang saya minati, saya amat menikmatinya, dan tidak
bekerja buat saya adalah hukuman.”
Thuy Truong
berada di cafe di pusat kota Ho Chi Minh City merenungkan mengenai keseimbangan
antara kehidupan dan pekerjaan.
"Saya
hanya tidur empat sampai lima jam sehari," katanya. "Saya bahkan tak
punya kesempatan untuk mengatasi jet lag. Saya tak percaya keseimbangan antara
kehidupan dan pekerjaan."
Ini
menjelaskan mengapa Truong berhasil membangun beberapa bisnis di industri
berbeda, termasuk menghasilkan apa yang ia akui sebagai perusahaan Vietnam
pertama yang dibeli oleh Silicon Valley, dan semuanya ia lakukan sebelum ulang
tahunnya yang ke-30.
Awal yang
beku
Lahir di
Vietnam, Truong bersekolah di Amerika Serikat sesudah keluarganya pindah ke
sana.
"Seperti
banyak orang tua lain di Vietnam, orang tua saya percaya bahwa Amerika
memberikan pendidikan yang lebih baik, dan mereka ingin saya belajar di
sana," katanya.
Orang tuanya
ingin ia tinggal di Amerika sesudah lulus dari University of Southern
California, tapi ia tidak mematuhinya dan kembali ke Vietnam.
Ia kembali ke
kampungnya, kota Bien Hoa, yang terletak sekitar satu jam dari Ho Chi Minh
City, di mana ia mendirikan usaha yoghurt beku bersama beberapa teman.
"Kami
mengumpulkan beberapa ratus ribu dolar dan kami sangat berhasil dalam penjualan
serta membangun merek yang bagus. Tapi saat itu kami tak tahu bagaimana caranya
membangun bisnis yang bertahan lama. Akhirnya setelah tiga tahun, kami
tutup."
Ia
menambahkan, "Secara statistik, 99% usaha rintisan gagal. Maka Anda hanya
punya kesempatan 1% untuk berhasil."
"Ketika
Anda muda dan Anda ingin memulai usaha rintisan (start-up) penting untuk
melakukannya di bidang yang Anda sukai. (Namun) tak ada jaminan bahwa itu akan
berhasil.
"Tapi
bahkan ketika Anda gagal, selalu ada pelajaran yang bisa Anda ambil dari
mengerjakan sesuatu yang Anda sukai."
Rintisan
perusahaan teknologi
Selagi bisnis
yoghurt beku sedang berkembang, Truong juga mengembangkan perusahaan
teknologinya.
Bersama bekas
teman sekelasnya dari University of Southern California ia meluncurkan usaha
rintisan yang disebutnya GreenGar.
Perusahaan
ini dikenal untuk aplikasi bernama Whiteboard, sebuah program kerja sama untuk
menggambar. Seperti usaha bisnisnya, ini juga berkembang pesat.
"Aplikasi
Whiteboard diunduh sembilan juta kali dalam empat tahun pertama dan dipakai
oleh murid-murid di seratus negara lebih," kata Truong.
"Kita
mendapat lebih dari satu juta dolar Amerika, dan usaha ini sukses, tapi kami
gagal mengukurnya."
Untung di
yang ketiga
Akhirnya pada
usaha yang ketiga, sebuah aplikasi pesan sosial bernama Tappy ia berhasil
untung besar.
"Pengguna
telepon pintar di Vietnam meningkat 10% per tahun selama lima tahun
terakhir," katanya.
Itulah yang
menjadi penyebab kenapa ia masih tertarik berusaha di bidang teknologi.
"Ketika
Anda datang ke sebuah acara atau lokasi bisnis seperti klab malam, Anda bisa
memakai Tappy untuk mencari dan menemukan orang serta berinteraksi dengannya.
Pada intinya, aplikasi ini mengubah sebuah tempat menjadi komunitas virtual
yang bisa menjadi sarana orang untuk bicara dalam kelompok atau secara
pribadi," kata Truong.
Sepuluh bulan
sesudah diluncurkan, Tappy dibeli oleh Weeby.co, sebuah perusahaan game di
telepon pintar yang berkantor di Silicon Valley.
Truong
sekarang bekerja sebagai direktur pengembangan bisnis Weeby di Asia.
Usaha Vietnam
Merintis
bisnis selalu menantang, tapi Truong percaya ini terjadi di negara seperti
Vietnam.
"Sekalipun
Vietnam dilihat sebagai salah satu negara paling berpotensi di wilayah ini
untuk bisnis rintisan, infrastruktur teknologi dan hukumnya masih jadi
rintangan utama," katanya.
"Sambungan
Wi-fi ada di mana-mana, tetapi internet masih lambat dan jika saya bisa
menemukan investor yang mau menanamkan modal di bisnis saya, biasanya memakan
waktu enam bulan untuk menyelesaikan urusan surat menyuratnya."
"Faktor-faktor
ini sesungguhnya menghalangi pertumbuhan ekonomi negeri ini secara umum, dan
khususnya perkembangan sektor teknologi."
Kini ia
berkantor di Mountain View, San Francisco, Truong membagi waktunya 50-50 antara
Amerika Serikat dan Asia.
"Biasanya
ketika saya mendarat di Singapura atau Vietnam, saya punya 10 rapat untuk saya
hadiri dari petang hari hingga subuh,” katanya.
"Orang
tua saya kini tinggal di Los Angeles dan tiap kali saya kembali ke Vietnam
untuk bisnis, saya mencoba mengunjungi paman atau keponakan saya yang masih
tinggal di kampung saya di Bien Hoa.
"Kakek
nenek dan orang tua saya adalah orang bisnis ketika muda. Mereka mendukung
kerja keras saya karena mereka percaya bahwa kita harus bekerja keras selagi
muda.
Ia
menambahkan, "Ketika masih muda dan ingin merintis bisnis, patut Anda
lakukan sesuatu yang sangat Anda minati. Tak ada jaminan bahwa pasti berhasil.
"Namun
ketika gagal, tetap ada pelajaran besar yang Anda dapat dari mengerjakan
sesuatu yang Anda cintai."(BBC 10/11/15)
No comments:
Write comments